Oleh: Dhilla Istiqomah
Bak bintang yang kabur dengan awan
Mendung yang tak kunjung turun hujan
Dulu, dini hari menjadi waktu paling dinanti
Di subuh sunyi, tangisku mulai menjadi-jadi
Kemanakah diriku yang dulu?
Tangis yang bersahut dengan azan, panggilan-Nya
Kata-kata tuhan, mulai kueja dalam dada
Doa yang entah sejak kapan menjadi beban
Dan, sajadah mengering tak karuan
Tak disentuh oleh air mata malam
Langit menjadi saksi bisu akan suara hamba yang lupa cara tunduk
Surat-surat suci yang menguning di rak buku
Tak pernah terbuka, tak pernah dibaca karena takut tuhan sudah menjauhinya
Seorang muslim yang merasa seperti rumah kosong, yang lampunya tak pernah terang sebab hilangnya iman
Namun, di sela getirnya hati ini ada bisik kecil yang belum mati
“Kembalilah.. ke arah kiblat”
Rabu, 16 Juli 2025
0 Komentar