Oleh: Silva Amelia
Di sudut bumi yang pecah dan luka,
Ada rumah-rumah tanpa pintu,
Jendela-jendela yang penuh duka,
Dan tanah-tanah penuh debu rindu.
Angin menerpa begitu hebat,
Namun suara ibu yang tak sempat,
Menutup pagar saat langit bersin,
Anak-anak berlari bukan untuk bermain,
Tapi mencari sosok yang mereka ingin,
Memeluk di antara reruntuhan yang dingin.
Tanah ini dulu menjadi saksi,
Tentang perjalanan seorang rasul dan nabi,
Tempat di mana Masjidil Aqsa berada,
Dan naiknya Rasul ke Sidratul Muntaha.
Namun kini, tanah itu disapu bersih,
Oleh tangan-tangan yang tak kenal belas kasih.
Peta mereka dihapus pelan-pelan,
Dari buku-buku sejarah peradaban.
Di jalan-jalan sunyi berserak nama,
Tanpa nisan, tanpa pelukan terakhir yang sama.
Ibu kehilangan putra dalam dentum senyap,
Ayah kehilangan rumah dalam asap yang menyerap.
Mereka tak lagi tahu arti pulang,
Sebab tanah pun tak lagi lapang.
Yang tersisa hanya ingatan yang pilu,
Dan langit yang tak lagi biru.
0 Komentar