Oleh: Anisa Fajri Azizah
Aku pernah tahu siapa aku,
dan mimpi yang tertanam di benakku.
Pernah yakin pada arah,
pada jalan yang ku lukis dengan indah.
Namun mimpi hanyalah mimpi,
Mereka datang, lalu pergi.
Tanpa sempat kuraih,
Tanpa sempat kusentuh,
Tanpa sempat kurasakan kehadirannya.
Kini ku terpaku di sudut ruang dan waktu,
menatap raut sendu dalam bayangku.
Entah ke mana semangat yang dulu menggebu—
realita tajam telah membunuh anganku.
Aku belajar, aku berjalan,
tanpa jiwaku yang dulu.
Tubuhku ada, namun harapan itu—
tak kunjung kembali menemuiku.
0 Komentar