6/recent/ticker-posts

Bukan Akhir, Hanya Perjalanan Baru

BUKAN AKHIR, HANYA PERJALANAN BARU
Oleh: Vera Kurnia

Tiga tahun terasa begitu cepat, padahal rasanya baru kemarin Nia dan Arev duduk di bangku SMA. Selama tiga tahun sekolah, mereka beda kelas. Nia dan Arev nyaris tak pernah bicara lebih dari satu dua kalimat. Nia dan Arev punya dunianya sendiri. Bukan musuhan, tapi juga bukan teman.

Nia dan Arev hanya saling tahu tanpa benar-benar saling kenal. Nia tahu Arev karena ada temannya yang sekelas dengannya. Dua tahun di SMA, Nia tidak kenal dengan Arev, hanya sekadar tahu namanya. Setelah akhir kelas 12, Nia baru akrab dengannya, itu pun juga karena Nia dan Arev satu panitia dalam acara wisuda di SMA-nya.

Hari wisuda tiba. Itu adalah hari di mana Nia dan Arev resmi melepas masa putih abu-abu. Halaman sekolah penuh hiasan bunga, lampu-lampu, dan senyum penuh haru. Semua orang sibuk mengabadikan momen, bertukar kenangan, dan saling mengucapkan selamat atas kelulusan mereka.

Setelah acara selesai, Nia berdiri di pinggir halaman. Tiba-tiba ada yang menghampirinya, dan ternyata Arev. Nia dan Arev akhirnya duduk di bangku belakang dekat ruang kelas. Mengobrol lama tentang sekolah, guru, dan rencana setelah lulus.

Lucunya, selama tiga tahun Nia dan Arev saling berseberangan, padahal mungkin kalau lebih awal membuka diri, Nia dan Arev bisa jadi teman dekat sejak dulu. Setelah mengobrol, Nia dan Arev foto bersama—dan mungkin itu pertemuan terakhir mereka, karena Nia dan Arev akan menjalani kehidupan dan meraih impian masing-masing.

Posting Komentar

0 Komentar