Oleh: Felyanah Dessy Cinthya
Juli 2024 aku masih ingat aroma hujan pertama saat menapakkan kaki di Kota Kediri. Udara
terasa asing, namun menenangkan. Aku datang sebagai peserta program belajar bahasa
Inggris di sebuah tempat yang dikenal dengan sebutan Kampung Inggris. Hari-hariku dipenuhi
dengan kelas, hafalan, dan diskusi. Dari semua hal baru yang kujalani, ada satu yang paling
membekas: tutorku, yang berinisial Ms. A.
Cara mengajarnya berbeda. Ia tak sekadar menyampaikan materi, tapi juga menyalakan
semangat lewat setiap kalimatnya. Satu bulan bersamanya membuat proses belajar bukan lagi
tentang bahasa, melainkan tentang hidup itu sendiri.
Waktu berjalan cepat. Juli berganti Agustus, dan kelas pun berakhir. Hari perpisahan tiba,
sementara aku belum benar-benar siap mengucapkan selamat tinggal. Tak pernah terbayang
sebelumnya, aku bisa merasa kehilangan seseorang yang baru kukenal selama sebulan. Tapi
begitulah hidup ada yang datang sebentar, namun tinggal begitu lama di hati.
Kami pun berpisah. Aku kembali ke kota asal dengan koper berisi buku, pakaian, dan hati yang
diam-diam menyimpan kenangan. Hari-hari berjalan seperti biasa, tapi sesekali pikiranku masih
kembali pada pertemuan singkat itu sebuah bab yang tertutup tanpa tahu apakah akan ada
lanjutannya. Hingga akhirnya, setahun pun berlalu.
Juli 2025 datang, membawa kejutan yang tak pernah terduga. Tanpa rencana, tanpa sengaja,
Allah mempertemukan kami kembali. Bukan di Kediri, melainkan di Kota Klaten tempat yang tak
pernah kusangka akan menjadi titik temu kedua.
Wajahnya masih sama, begitu pula senyumnya. Hanya saja, cerita kami kini telah berbeda.
Kami bukan lagi tutor dan murid, melainkan dua insan yang pernah disatukan oleh takdir, diuji
oleh jarak, lalu dipertemukan kembali di waktu yang lebih ajaib.
“Aku nggak nyangka kita bisa ketemu lagi,” kataku pelan.
“Rencana Allah memang nggak pernah bisa ditebak,” jawabnya sambil tersenyum manis.
Dan kalimat itu benar adanya kadang yang pergi tidak selalu hilang. Ada yang hanya ditunda
untuk kembali, di waktu dan tempat yang paling tepat.
Juli kembali mempertemukan kami, tapi kali ini bukan sekadar sebagai kenangan. Mungkin
inilah awal dari sesuatu yang lebih panjang, lebih dalam, dan lebih bermakna.
0 Komentar