Mawar Gugur
Oleh: Enggar R. Asnawi
Siapa yang bisa menebak hati
manusia?
Bahkan disaat sudah mulai berada di
titik.
Titik tiada istimewa, titik semua
sama, titik kukesampingkan rasa.
.
Kata yang seharusnya berbunyi
"kecewa" justru terbaca "kasihan".
Mawar indah itu sekarang justru
lebih mirip bunga ketul.
Ia seharusnya indah karena langka,
malah ingin terlihat biasa tanpa
kata istimewa.
.
Muntab semuntab-muntabnya.
Bukan karena kecewa.
Tapi lebih nurani hati yang
kasihan.
Melihat mawar yang mahkotanya mulai
berguguran.
0 Komentar