Pukul 08.00 setelah upacara pemberangkatan kami masuk bus dan
berangkat menuju Kediri. Sebelum sampai lokasi, kami istirahat sejenak di suatu
tempat di Madiun untuk Ishoma. Perjalanan kemudian di lanjutkan dan kami sampai
di Kampung Inggris sekitar jam 15.30. Setelah sampai di Kampung Inggris kami
melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki menuju sebuah camp.
Camp menjadi tempat tinggal kami
sebulan ke depan. Dari keseluruhan mahasiswa dibagi menjadi 3 lokasi camp, 1
camp laki-laki dan 2 camp perempuan. Setiap camp terdapat beberapa kamar. Dalam
sebuah kamar terdiri 3-6 orang. Setelah
meletakkan barang di kamar kami melakukan placement tes untuk menentukan
program yang dapat diambil.
Malam pertama di Camp, belum ada
aturan-aturan yang diterapkan di Camp. Namun di kamar, saya dan lima teman
lainnya sudah mulai mencoba berbicara menggunakan bahasa Inggris. Sekitar jam
11 malam, kami mulai tidur dan menyiapkan diri untuk hari pertama program di
Pare.
Hari Rabu pagi, setelah subuh program di Camp sudah di mulai. Dalam
pertemuan program pertama di camp ini, kami memperoleh beberapa materi seputar
perkenalan. Setelah Program pagi di camp selesai, kami mempersiapkan diri untuk
mengikuti program di kelas masing-masing. Saya dan beberapa teman masuk program
kelas jam 7.
Sebelum jam 7 kami sudah berangkat
menuju ke lokasi program, di lokasi masih sepi. Setelah saya dan teman menunggu
sekitar setengah jam akhirnya mentornya datang juga. Program yang pertama saya
dapat ini adalah kelas pronounce. Kami belajar mengucapkan bahasa inggris
dengan baik dan benar.
Program jam pertama selesai, selanjutnya kami menuju ke lokasi
lainnya yaitu di UK untuk memperoleh materi Vocabulary. Yang terakhir kami
memperoleh materi Pre Speaking. Hari pertama program kelas telah selesai. Di
malam hari kami memperoleh program Camp setelah shalat Isya. Program Camp malam ini membahas beberapa aturan selama di Camp. Aturan itu antara
lain, pemberian denda seribu rupiah setiap kata apabila bicara selain bahasa
inggris, dalam hal darurat boleh menggunakan bahasa Indonesia, setiap minggu
diadakan kerja bakti di camp, bebas menggunakan bahasa selain Inggris di hari
Minggu.
Program berlangsung seperti itu setiap harinya. Pada hari Senin, 15
Agustus sinar matahari terlihat cerah. Setelah buka puasa bahasa di hari
Minggunya. Senin ini terdapat middle tes pada setiap program kelas. Saya
berusaha mengerjakan semaksimal mungkin.
Hari selasa setelah middle test, program di lanjutkan kembali hingga final tes pada tanggal 18
Agustus. Program kelas untuk periode petama selesai. Sebelum memasuki program
kelas Periode ke dua, kami memperoleh liburan selama 3 hari. Hal ini tentu
tidak kami sia-siakan. Liburan program periode pertama,
saya manfaatkan bersama dengan teman-teman untuk refresing dan jalan-jalan ke
tempat wisata sekeliling Kediri. Seperti
ke Candi Surowono, Simpang Lima Gumul, dan Gunung Kelud. Kami menikmati liburan
tersebut dengan senang.
Liburanpun berakahir, Kamis, 25
Agustus kami sudah mulai lagi program yang ke dua. Program ke dua ini ada tiga
pilihan yang di ambil. Saya mengambil program Fun Reading, Gramar 1 dan
Vocabulary 2. Program ke dua berlangsung seperti program pertama dalam segi
konsepnya. Dalam pembelajaran di Pare ini sebenarnya banyak hal-hal yang unik.
Salah satu yang unik adalah pengajar-pengajarnya rata-rata masih mahasiswa dan
masih muda-muda.
Setiap periode program di lembaga
Bimbel GE ini berlangsung selama 10 hari. Hari Sabtu tanggal 3 September
beberapa program sudah melakukan Final Test. Program periode ke dua pun
selesai. Hal ini menjadi tanda juga bahwa program belajar di kelas telah
selesai.
Sebelum kembali ke Solo, pada hari
Selasa, 6 Agustus 2016 kami mengadakan acara perpisahan dengan mengundang
beberapa tamu dari pihak Bimbel GE, salah satunya adala pendiri GE (Global
English) Pak Toto. Acara perpisahan ini dikemas secara sederhana, namun
berkesan. Satu hal yang teringat dalam
perpisahan ini yang dapat memicu motivasi dalam diri saya. Hal tersebut adalah
sambutan dari pendiri GE yaitu Pak Toto. Beliau menceritakan pengalaman
kehidupannya dan dalam membangun GE. Beliau berasal dari orang desa tepatnya
dari Tulungagung. Semangatnya yang tinggi untuk merubah nasib dirinya dan
keluaraganya menjadikan beliau menjadi petualang untuk sebuah perubahan
kehidupannya.
Semangat dan pantang menyerah
menjadi pondasi utama dalam kehidupannya dan membangun lembaga Bimbel GE
tersebut. Awalnya GE hanya beberapa orang member hingga sekarang menjadi seribu
lebih membernya. Beliau berpesan pada kami semua bahwa, Bersemangatlah untuk
sebuah perubahan yang besar. Gunakan masa mudamu sebaik mungkin dengan semangat
membara. Jadilah sebuah agen perubahan yang menjadikan diri anda dan bangsa ini
semakin baik.
Terdapat pula pesan dari direktur GE Pak Agus, beliau berasal dari
desa juga yaitu dari Sragen. Pesan beliau yaitu “Semangatlah dalam menuntut
ilmu, Jangan minder karena dari orang desa. Banyak orang desa yang sukses
juga”. Pesan tersebut secara sekilas sebenarnya sudah termuat dalam sebuah jargon
lembaga tersebut yaitu, “What time is it ?” jawabannya “It’s time to change”.
Eko Nur Wibowo #PAI #2015
0 Komentar