6/recent/ticker-posts

Rois Si Alumnus Berprestasi

Menjadi Mahasiswa berprestasi itu merupakan dambaan bagi setiap orang, terutama bagi Rois, penerima Biikmisi yang telah lulus dengan predikat Cumlaude tersebut. Banyak hal dan kisah yang menjadi latar belakang beliau dalam mendapatkan prestasi, lewat cerita ini diharapkan banyak menggugah banyak pikiran dan membuka wawasan bagi para mahasiswa bidikmisi. Baginya dalam mendapatkan program bidikmisi dari pemerintah bukan merupakan perkara yang mudah, sebab banayak mahasiswa yang harus dikalahkan dalam peta persaingan termasuk dari pengalamannya sendiri.

Saat itu Rois harus banyak mencari informasi di internet, menyiapkan cap 3 jari dari sekolah dan berbagai macam berkas lainnya. Selain itu, Rois juga menyodorkan ± 15 Piagam/ Sertifikat perlombaan. Berbagai macam perlombaan mulai digelutinya pada saat mengijnak kelas 10 MAN di Provinsi Bali. Mulai dari lomba ceramah, cerdas cermat, Olimpiade PAI, MTQ (cabang fahmil qur’an) dari tingkat Kecamatan sampai tingkat Nasional.

Salah satu yang menajadi momok bagi para mahasiswa bidikmisi adalah hasil/nilai akademik yang selalu diperhatikan dan diawasi oleh pihak kampus. Namun, hal itu tidak menjadikan Rois merasa minder terhadap nilai/hasil akademik yang selalu diawasi kampus. Meskipun begitu, pada saat semester 1&2 beliau mendapatkan predikat sebagai mahasiswa berprestasi oleh pihak kampus, namun penghargaan itu hanya berlangsung 1 tahun karna setelah itu tidak ada pemberian gelar lagi.

Hal semacam itu tidak membuat Rois cepat merasa puas karena motivasi dari beliau adalah “Jalani saja kuliah dengan selalu semangat dan cepat-cepatlah lulus agar dapat membanggakan orang tua”. Hal inilah yang selalu dicamkan oleh Rois dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada termasuk masalah IP/nilai akademik tersebut.

            Selama ± 4 tahun menjadi anggota dari bidikmisi di IAIN Surakarta banyak suka dan duka yang sudah dirasakan oleh Rois, dari sudut pandang Rois kelemahan dari kampus tercinta ini berasal dari pembangunan infrastruktur yang selalu terpusat pada Gedung rektorat dan dekanat saja, bagi Rois hal ini dirasa kurang cukup memadai dan tidak adil karena fasilitas bagi para Mahasiswa tidak diperhatikan, namun dari segi kelebihan biaya UKT di kampus IAIN Surakarta tergolong murah jika dibandingkan dengan kampus lain dan juga biaya hidup yang terjangkau, banyak pusat jajanan murah, dan biaya sewa kost yang hemat di kantong. Begitulah cerita sedikit tentang kelemahan dan kelebihan dari kampus IAIN Surakarta dari lensa kacamata Rois.

    Dalam wawancara terakhir saya bersama Rois mungkin banyak yang bertanya apa langkah selanjutnya yang akan dilakukan Rois setelah diwisuda dan menjadi wisudawan berprestasi, menurutnya langkah yang diambil adalah segera mencari lowongan kerja secepatnya untuk menyambung impian Rois untuk menempuh Pendidikan S2.

Gunakanlah uang yang berasal dari bidikmisi untuk kegiatan sosial/penelitian yang mengedukasi dan gunakanlah unag itu sebaik mungkin, jangan seperti dulu pada saat zaman Rois menempuh bidikmisi banyak dari temannya yang juga mendapatkan bidikmisi yang terlalu boros dalam membelanjakan uangnya sampai-sampai lupa untuk mengontrol kuangannya, alhasil sampailah saat pembayaran UKT mereka bingung karena uang yang tidak cukup sampailah dengan cara meminjam uang dengan dalih akan membayar pinjaman tersebut saat uang bidikmisi cair selanjutnya begitulah pesan dan sedikit wejangan dari Rois.

       Jadi menjadi mahasiswa bidikmisi/berprestasi tidaklah mudah seperti yang terucap banyak kemudahan dan juga banyak tantangan yang herus ditanggung dan dihadapi, karena itu seperti pesan Rois gunakanlah uang itu secara bijak dan janganlah membayangkan bahwa diri kita ini anak sultan, Sadari posisi kenali diri dan pada akhirnya bungkam banyak cemoohan diluar sana dengan prestasi

Story: Rois Danur Anggoro (Wisudawan terbaik Fakultas Ilmu Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam dan Mahasiswa Bidikmisi angkatan 2016)

Posting Komentar

0 Komentar