Artikel ini berkaitan dengan sebuah permainan dan dunia pendidikan :)
Alam Manusia dan Mainan
Permaianan, suatu kata yang mempunyai beragam konotasi dan makna
tergantung dari kalimat di dalamnya. Dalam dunia anak-anak permainan dikenal
dalam dua bentuk yaitu permaianan tradisonal dan permainan modern. Semuanya
berhubungan dengan alam terutama dalam permainan tradisonal. Namun sayang
sekali dalam perkembangan dunia yang menglobal sekarang ini permainan
tradisonal sangat jarang yang memainkannya. Berbeda dengan waktu kecil saya
yang bermain dengan alam. Alam menyediakan bahan untuk bermaian. Banyak
permaianan yang berbahan atau medianya dari alam seperti permainan rambatan yang
membutuhkan pohon atau tumbuhan disekitarnya, permainan bentikan dengan
menggunakan kayu yang diletakan di atas dua bata dan lain-lain.
Salah satu permainan yang mengunakan atau berhubungan dengan alam
yaitu ketika bermain ketapel. Sewaktu ingin bermainnya saya dan teman-teman
cukup ke kebun atau sawah untuk mencari ranting dari sebuah pohon dan
biji-bijian untuk pelurunya, sekarang sangat kontras. Anak-anak tidak lagi
mencari ranting maupun biji-bijian, namun mereka lebih mengenal dan bermain
ketapel dari sebuah layar kaca dengan gadget nya. Mengapa bisa terjadi, banyak faktor
yang mempengaruhinya diantaranya semakin sempitnya atau hilangnya ruang kosong
untuk bermain karena banyak lahan yang telah ditanami bangunan-bangunan
pencakar langit.
Permaianan tradisonal yang dahulu banyak sekali dimainkan dan
sekarang ditinggalkan namun memiliki filosofi luar biasa diantaranya adal peta
umpet dan bentengan.Peta umpet yaitu suatu permainan yang dilakukan atau dimainkan
dengan banyak anak dan dimulai dengan hompimpah yang selanjutnya anak yang
kalah bertugas untuk jaga, sedangkan Bentengan adalah permainan antara dua tim
atau lebih yang tujuan utamanya yaitu mempertahankan tempat atau benteng dari
tim.
Kini sepertinya permainan ini mulai luntur dalam dunia anak. Namun
berkembang di kursi pemerintahan atau elit politik. Banyak tikus-tikus kantor
di pemerintahan yang suka main peta umpet. Ketika para kucing-kucing
datang mengontrol maka para tikus-tikus tersebut akan berusaha untuk sembunyi
dimanapun bahkan dibalik meja temen sekerja atau sembunyi di dalam
almari-almari mereka berlarian atau mimikri dengan serapi mungkin untuk bersembunyi
agar tidak tertangkap Si Kucing. Si Tikus berusah dan berjuang semaksimal
mungkin untuk bersembunyi dari sergapan para kucing dan jikapun ketauhan Si
Kucing, maka Si Tikus terkadang tak segan untuk berbagi makanan secara
sembunyi-sembunyi agar kejadian yang dilakukan Si Tikus tersembunyi.
Sungguh ironi dalam sebuah pemerintahaan dengan kondisi seperti di
atas, sangat kontras dengan filosofi yang mendalam dari kedua permaian tadi
yaitu Peta Umpet dan Bentengan. Peta Umpet memiliki manfaat dan filosifi
yang luar biasa, peta umpet dapat melatih anak untuk berlatih berhitung,
disiplin, berani dan berbuat jujur. Kemudian dalam permainan Bentengan
ini juga dapat melatih kelincahan, konsentrasi anak,dan kebugaran jasmani.
Apabila dilihat dari filosofisnya permaianan ini menggambarkan sebuah
perjuangan yang dilakukan para pejuang terdahulu dalam merebut kemerdekaan
Indonesia dengan menguasali benteng-benteng dari para penjajah. Sungguh sangat
kontras dengan kondisi atau gambaran sekilas dari beberapa orang-orang yang tak
bertanggung jawab dalam dunia pemerintahan.
Dibalik luntur atau memudarnya permaianan anak-anak, namun masih
terdapat pula salah satu desa yang menjadikan permainan tradisional sebagai
metode pembelajaran yaitu di desa Kadilanggon. Di desa ini terdapat komunitas
Oemah Sinau dengan konsep ayo dolan ndeso (ayo bermaian mainan desa). Metode
pembelajaran yang unik dimana konsep metode ini berbeda dengan konsep metode
dari sekolah. Dalam konsep ini untuk merangsang anak-anak datang ke tempat
komunitas ini yaitu dengan permainan-permainan tradisonal, sehingga anak
menjadi tidak terbebani untuk datang belajar.
Menurut saya permaian itu bukan hanya sebagai cindera mata saja
yang diberikan pada anak-anak secara langsung, lalu anak tersebut memainkannya.
Namun permainan itu harusnya lebih mementingkan adanya suatu proses. Proses
bermain di dalam lingkungan permainan bermula sejak pembuatan mainan tersebut
hingga dimainkannya.
Permainan tradisonal terikat erat dengan alam dan lingkungan, baik
dari segi media, alat dan aturan yang ada. Seperti yang dikatakan oleh seorang
peneliti melakukan penelitian terhadap mainan anak di seluruh daerah selatan
Jawa Barat, dia menilai dengan mainan tradisional kepekaan anak terhadap alam
dengan sendirinya akan dilatih. Selain anak-anak yang tumbuh di desa lebih
mengenal bahan-bahan alam untuk dijadika mainan, disisi lain mereka juga lebih
peka terhadap lingkungan yang ada baik alam sekitar maupun orang lain.
Misal sederhananya adalah ketika seseorang ingin mengambil bambu
untuk angklung. Mereka akan mengambilnya sewaktu hujan silantang, hujan
yang terjadi setiap lima tahun sekali di musim kemarau. Yang sebenarnya tak ada
hujan, namun terdengar suara gemuruh yang sangat kuat. Itulah saat yang tepat
untuk mengambil bambu karena kadar air dalam bambu sangat kecil, sehingga bambu
yang diambil saat itu dapa menghasilkan suara yang bagus dan tahan lama.
Sangat kontras dengan kondisi anak sekarang yang bermain dengan
kotak-kotak saja di dunia yang kotak dan arus global yang terus mengalir.
Mereaka hanya bermian dengan gadget-gadget mereka, hal ini juga menimbulkan
kurangnya kepekaan mereka terhadap lingkungan masyarakat, semakin memupuk rasa
egonya.
Hal ini bukanlah menjadi kesalahan dari anak tersebut secara penuh,
namun karena adanya faktor-faktor yang mendorong anak itu untuk melakukan hal
itu seperti karena arus media massa yang cenderung kurang mendidik, lahan
bermain yang semakin menipis karena semakin banyak ditanami bangunan-bangunan
yang menjulang.
Untuk menghidupkan permainan tradisioanal hal yang pertama dan
sederhana adalah menyediakan adanya
ruang baik di desa maupun kota untuk area melakukan permainan-permainan
tersebut. Kemudian mengenalkan berbagai permainan tersebut dalam dunia anak
tersebut.
Konsep-konsep bermain sambil belajar seperti yang berada di Oemah
Sinau salah satunya tersebut, apabila ditinjau dari pendidikan sangatlah
penting. Para pakar pendidikan maupun Psikologi mengatakan bahwa kegiatan
bermainan dapat menjadi sarana untuk perkembangan anak.Dengan melakukan permainan
anak-anak akan terlatih secara fisik dengan demikian kemampuan sosial dan
kemampuan kognitifnya akan berkembang. Singkatnya permainan di masa kecil akan
mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan jiwa anak kelak.
Selain dengan menyediakan lahan atau ruang kosong yang berada di
alam sekitar, konsep permainan juga dapat dimasukan ke dalam kuriulum dari
sebuah sekolah atau dunia pendidikan. Konsep atau metode bermain sambil belajar
akan membangun suasana belajar lebih dinamis,penuh semangat dan antusias
peserta didik akan meningkat, dibandingkan dengan konsep belajar yang focus
pada materi saja.
Apabila permainan tradisonal ini dapat dijadikan sebagai bentuk
kurikulum, hal ini menjadikan pelajar kita mengetahui dan memahami pentingnya
mengekalkan permainan ini. Selain melestarikan budaya bangsa agar tidak di
lahap Negara lain, juga terdapat nila-nilai yang didapat dari sebuah permainan
tradisional tersebut.Kesadaran yang mendalam pada jiwa pelajar tersebut
nantinya akan dapat member impak yang mendalam
dalam jiwa seorang pelajar.
Menurut saya konsep belajar sambil bermaian ini seharusnya
diterapkan secara seirama dan seimbang dengan perkembangan zaman. Dengan tetap
menekankan pada permainan tradisonal yang menjadi warisan budaya bangsa dan
memberikan kepekaan terhadap alam ini. Selain itu permainan-permaian
tradisional juga dapat menjadikan sebuah ciri khas dan jati diri bangsa ini.
Sehingga perlu adanya keterlibatan semua pihak baik dari pemerintahan,
pendidikan, orang tua, anak maupun yang lainnya untuk tetap melestarikan budaya
dan permainan tradisional yang
mendekatkan kita pada alam serta memiliki makna yang luar biasa di balik sebuah
permainan tradisional tersebut. Maka sebenarnya antara alam, manusia dan
permianan tradisonal terutamanya itu saling berkaitan untuk keberlangsungan
kehidupan di dunia ini.
Nama :
Eko Nur Wibowo
Bidikmisi 2015
Semoga bermanfaat :)
0 Komentar