Oleh: Khoirul latifah
(Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris IAIN Surakarta)
(Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris IAIN Surakarta)
Seperti semut dan koloninya, yang mencari makanan dengan
kedisiplinan tinggi. seekor semut yang menemukan sepotong remahan roti pertama
akan mengukur seberapa banyak kawan yang ia harus panggil untuk membawa pulang
makanan itu ke dalam sarang. Saat kembali ke sarang, ia meninggalkan jejak
dengan zat asam yang berasal dari kakinya. Jejak kali tersebut digunakan untuk
memimpin koloninya saat membawa pulang makanannya nanti. Ketika jejak itu
tertutupi oleh sesuatu yang lain, semut-semut itu tidak goyah akan tujuan awal,
yaitu sepotong remahan roti. Kedisiplinan itulah yang diajarkan semut-semut
kepada manusia. Disiplin atas apa yang akan diraih dan menggunakan cara apa
yang digunakan untuk meraih tujuan atau cita-cita.
Menutur Fathi Yakan, dalam bukunya mengartikan disiplin adalah
sebuah komitmen kita pada islam. Komitmen atas hukum-hukum islam yang harus
tetap dijadikan poros kehidupan dan saat pengambilan keputasan yang harus
kembali pada ajaran islam. Dalam cambridge advance’s learner dictionary, disiplin
adalah pelatihan yang menghasilkan keinginan untuk menaati atau mengontrol diri
serta bertingkah laku sesuai kontrol.
Terdapat lima hal yang minimal harus diterapkan pendisiplinan agar
mencapai tujuan hidup. Pertama disiplin terhadap ajaran agama. Ajaran agama
khususnya agama islam bagi kita telah dirancang untuk memudahkan kita menjalani
hidup dan mencapai cita-cita, surga. Agama sebagai candu adalah salah
pemahaman. Agama memberi peraturan yang jelas mana yang harus dilakukan dan
mana yang harus ditinggal. Sehingga kedisiplinan kita dalam menjalani perintah
agama akan mempermudah kita mendapat tujuan hidup mulia.
Kedua adalah disiplin perilaku, akhlak, atau behaviour.
Tingkah laku adalah cermin hati seseorang. Orang yang baik di masyarakat pasti
mempertunjukkan akhlak atau perilaku yang baik, namun tidak dibuat-buat. Secara
naluriah, pendisiplinan akhlak ditanamkan sejak dini. Perilaku bukan terlahir
secara tiba-tiba dan bawaan lahir namun dididik, dibiasakan dan diulang dalam
keseharian. Pendisiplinan perilaku sejak dini lebih baik karena ketika ia telah
terjun di masyarakat akan mudah bergaul dan diterima dengan baik. Seperti
contoh Rosululloh, SAW yang telah dikenal Al-Amin di masyarakat Mekkah bahkan
sebelum mendakwahkan islam. gelar orang yang dapat dipercaya tersebut karena
memang Nabi Muhammad mendisiplinkan diri untuk selalu jujur dan amanah dalam
keseharian. Pendisiplinan perilaku akan menjadikan citra seseorang baik di mata
masyarakat.
Ketiga ialah pendisiplinan amal atau pekerjaan. Menunda pekerjaan
adalah tabiat yang tidak baik dan dapat membunuh kita. Orang bijak mengatakan
barangsiapa yang menanam benih ‘nanti’ akan tumbuh sebuah tanaman yang bernama
‘mudah-mudahan’, yang memiliki buah yang bernama ‘seandainya’ yang rasanya
‘kegagalan dan penyesalan’. Menunda pekerjaan akan memperbanyak pekerjaan
selanjutnya.. Menunda pekerjaan yang ia miliki akan menambah pekerjaan bahkan
menghapus waktu luang yang ia miliki. Every agenda should be on time.
Keempat adalah disiplin dalam membina diri. Diri membutuhkan asupan
baik untuk jasmani, rohani ataupun akal. Membina diri maksudnya memperbaiki
diri atau menambah kemampuan dalam diri untuk menjadi lebih baik. Pembinaan
diri dapat dikatakan sebagai belajar. Disiplin belajar memberi dampak baik di
kehidupan, apalagi sebagai mahasiswa. Pendisiplinan porsi membaca buku,
mengunjungi perpustakaan, mencari referensi, berdiskusi mata kuliah atau
pembinaan diri lainnya yang melalui kegiatan UKM atau ekstrakurikuler. Mengasah
soft skill dan hard skill secara disiplin dan kontinue adalah
sangat penting terlebih setelah persaingan hidup semakin ketat.
Terakhir adalah disiplin terhadap struktural. Dalam hal ini
struktural adalah lembaga yang mengayomi kita. Displin atas peraturan rumah,
keluarga, kelas, kampus, organisasi dan bahkan negara. Pendisiplinan diri
terhadap struktural membuat kita lebih nyaman dalam kehidupan bersosial. Semua
orang dalam pemenuhan hak dan kewajibannya lebih mudah jika mematuhi peraturan
yang ada.
Kesempurnaan bukan terbentuk dari sesuatu yang besar, namun dari
rintik-rintik kedisiplinan yang sinambung menjadi sebuah kebiasaan baik. (http://www.iain-surakarta.ac.id/?p=7234)
0 Komentar