Selasa
(23/2) Forum Mahasiswa Bidikmisi dan KIP-Kuliah sukses menyelenggarakan
Inaugurasi dan Sarasehan Pengurus FORMASI kabinet Gentari periode tahun 2021, yang bertempat di Aula Gedung Rektorat Lantai 3 IAIN Surakarta. Acara yang
pertama yaitu pengukuhan dengan tema “Mulat
Sariro Hangroso Wani, Memayu Hayuning Bawono Sareng Gentari”. Pengurus
dikukuhkan oleh Rektor IAIN Surakarta, Prof. Dr. H. Mudhofir S.Ag., M.Ag. Turut
hadir dalam acara tersebut Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum Perancangan
dan Keuangan, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Kepala Bagian
Akademik dan Kemahasiswaan, serta beberapa tamu undangan dari demisioner
pengurus FORMASI ERADIKSI 2020. Acara ini bernuansa Jawa yang tercermin dari
setiap backsound serta penampilan seni tari tradisional serta lagu keroncong
dari Mahadiksi.
Setelah
pengurus dikukuhkan dilanjutkan dengan sarasehan FORMASI 2021 dengan tema “UIN Raden Mas Said, FORMASI bisa apa ?”. Dalam acara ini
dihadirkan Prof. Dr. H. Mudhofir S.Ag., M.Ag., Dr. H. Syamsul Bakrie, S.Ag.,
M.Ag., Arian Agung Prasetyawan, dan Muhammad Fikri Mubarok yang dimoderatori
oleh Panji Putra Aryanto. Bapak Mudhofir selaku keynote speaker menyampaikan hal yang sangat penting bagi mahasiswa
terutama Mahadiksi dan KIP-Kuliah di mana mahasiswa harus memiliki tiga
kecakapan yaitu kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepenulisan. Begitupula Bapak Syamsul
Bakri menegaskan kembali bahwa mahasiswa harus memiliki kecapakan tidak hanya
dalam bidang akademik namun juga intelektual. Pembicara ketiga, Mas Arian Agung
memberikan pesan penting bagi mahasiswa
di mana menjadi manusia aksi tidak hanya memiliki egoitas dan idealisme namun
juga harus melibatkan nurani untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat
umum. Terakhir, Mas Fikri Mubarok yang lebih menekankan kepada Internal
pengurus FORMASI GENTARI 2021 yang hari ini naik kelas bukan hanya berpikir dan
beraksi untuk diri FORMASI sendiri,
namun peran itu dinantikan oleh banyak khalayak di luar sana.
Akhir acara, moderator menarik kesimpulan bahwa jika saat ini menjadi mahasiswa hanya terkukung dalam memperjuangkan Indeks Predikat Kumulatif (IPK) maka mahasiswa hanya akan mendapatkan kepuasan secara administrasi sehingga mahasiswa kehilangan itikad untuk memperjuangkan kemaslahatan masyarakat luas serta kehilangan esensi sebagai mahasiswa Bidikmisi dan KIP-Kuliah yang menjadi tangan panjang masyarakat.
0 Komentar